Pengertian
Spanning Tree Protocol atau yang
sering disingkat dengan STP adalah link layer networ protocol yang menjamin tidak
adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN. STP ini
berdasarkan pada sebuah algoritma yang ditemukan oleh Radia Perlman sewaktu
bekerja untuk Digital Equipment Corporation. Dalam model OSI untuk jaringan
komputer, STP ada di layer 2 OSI. Spanning tree memperbolehkan desain jaringan
memiliki redundan links untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link
aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Loop
pada bridge/switch akan menghasilkan flooding pada network.
Spanning Tree Protocol (STP)
merupakan bagian dari standar 802.1 IEEE yang dinginakan untuk kontrol media
akses. suatu Layer 2 protokol yang berjalan pada bridge dan switch.
Spesifikasi untuk STP adalah 802.1d IEEE. Tujuan utama dari STP adalah untuk
memastikan bahwa Anda tidak membuat loop bila Anda memiliki jalan berlebihan di
jaringan anda. Loop yang mematikan ke jaringan. Ini juga berfungsi sebagai
protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma Spanning tree.
Spanning Tree Protokol (802.1d). Spanning Tree (802.1d) merupakan sebuah
protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk
berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola
redundant link dalam jaringan.
Prinsip Kerja STP
Masalah umum yang bisa diatasi oleh
Spanning Tree Protocol ini adalah broadcast storm. Broadcast storm menyebabkan
banyak broadcast ( atau multicast atau unknown-destination unicast) pada loop
yang ada di jaringan secara terus menerus. Hal ini akan menciptakan sebuah link
yang tidak berguna (karena adanya link ganda antar bridge/switch) dan secara
signifikan akan mempengaruhi performance dari komputer end-user karena terlalu
banyak memproses broadcast yang ada.
Secara garis besar, Spanning Tree
Protocol bekerja dengan cara :
- Menentukan root bridge.
Root bridge dari spanning tree
adalah bridge dengan bridge ID terkecil (terendah). Tiap bridge mempunyai
unique identifier (ID) dan sebuah priority number yang bisa dikonfigurasi.
Untuki membandingkan dua bridge ID, priority number yang pertama kali
dibandingkan. Jika priority number antara kedua bridge tersebut sama, maka yang
akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC addresses. Sebagai contoh, jika
switches A (MAC=0000.0000.1111) dan B (MAC=0000.0000.2222) memiliki priority
number yang sama, misalnya 10, maka switch A yanga akan dipilih menjadi root
bridge. Jika admin jaringan ingin switch B yang jadi root bridge, maka priority
number switch B harus lebih kecil dari 10.
- Menentukan least cost paths ke root bridge.
Spanning tree yang sudah dihitung
mempunyai properti yaitu pesan dari semua alat yang terkoneksi ke root bridge
dengan pengunjungan (traverse) dengan cost jalur terendah, yaitu path dari alat
ke root memiliki cost terendah dari semua paths dari alat ke root.Cost of
traversing sebuah path adalah jumlah dari cost-cost dari segmen yang ada dalam
path. Beda teknologi mempunya default cost yang berbeda untuk segmen-segmen
jaringan. Administrator dapat memodifikasi cost untuk pengunjungan segment
jaringan yang dirasa penting.
- Non-aktifkan root path lainnya.
Karena pada langkah diatas kita
telah menentukan cost terendah untuk tiap path dari peralatan ke root bride,
maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Kenapa di
blok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja
dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi
untuk menentukan path baru.
Spanning tree algoritma secara
automatis menemukan topology jaringan, dan membentuk suatu jalur tunggal yang
yang optimal melalui suatu bridge jaringan dengan menugasi fungsi-2 berikut
pada setiap bridge. Fungsi bridge menentukan bagaimana bridge berfungsi dalam
hubungannya dengan bridge lainnya, dan apakah bridge meneruskan traffic ke
jaringan-2 lainnya atau tidak.
1. Root bridge
Root bridge merupakan master bridge
atau controlling bridge. Root bridge secara periodik mem-broadcast message
konfigurasi. Message ini digunakan untuk memilih rute dan re-konfigure fungsi-2
dari bridge-2 lainnya bila perlu. Hanya da satu root bridge per jaringan. Root
bridge dipilih oleh administrator. Saat menentukan root bridge, pilih root
bridge yang paling dekat dengan pusat jaringan secara fisik.
2. Designated bridge
Suatu designated bridge adalah
bridge-2 lain yang berpartisipasi dalam meneruskan paket melalui jaringan.
Mereka dipilih secara automatis dengan cara saling tukar paket konfigurasi
bridge. Untuk mencegah terjadinya bridging loop, hanya ada satu designated
bridge per segment jaringan
3. Backup bridge
Semua bridge redundansi dianggap
sebagai backup bridge. Backup bridge mendengar traffic jaringan dan membangun
database bridge. Akan tetapi mereka tidak meneruska paket. Backup bridge ini
akan mengambil alih fungsi jika suatu root bridge atau designated bridge tidak
berfungsi.
Semua implementasi Spanning protocol
didasarkan pada algoritma IEEE 802.1.d. Dengan bertukar pesan dengan switch
lain untuk mendeteksi loop, dan kemudian mengeluarkan loop dengan menutup
dipilih antarmuka jembatan, algoritma ini menjamin bahwa ada satu dan hanya
satu jalur yang aktif antara dua perangkat jaringan.
Secara sederhana, IEEE 802.1d
algoritma spanning tree protocol seperti berikut :
- Menghilangkan loop di-link jaringan berlebihan secara efektif menonaktifkan link.
- Monitor untuk kegagalan link aktif dan mengaktifkan kembali redundant link untuk memulihkan jaringan agar penuh konektivitas (sambil menjaga bebas topologi loop).
Keuntungan dari spanning tree
algoritma :
Spanning tree algoritma sangat
penting dalam implementasi bridge pada jaringan anda. Keuntungan nya adalah
sebagai berikut:
- Mengeliminir bridging loops
- Memberikan jalur redundansi antara dua piranti
- Recovery secara automatis dari suatu perubahan topology atau kegagalan bridge
- Mengidentifikasikan jalur optimal antara dua piranti jaringan
- Menyediakan system jalur backup menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.
- Mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host. Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host.
Penerapan di Kehidupan dan di Bidang
Elektro
Algoritma Semut merupakan salah satu
algoritma sistem cerdas yang belum banyak diterapkan terutama dalam kasus
minimum spanning tree. Penyelesaian kasus dengan Algritma Semutini didasarkan
pada tingkah laku semut dalam memperoleh makanan dengan memilih lintasan
terpendek. Ciri pengolahan data dengan Algoritma Semut ini permaasalahan yang
harus mempunyai siklus tertutup yang artinya node awal semut berangakat juga
merupakan node akhir semut kembali.
Pemasanagn kabel telepon yang
dgunakan oleh PT. Telkom sebelumnya adalah pemasangan dengan menggunakan rute
terpendek yang didasarkan secara intituisi. Pemasangan ini merupakan pemasangan
yang tidak sistematis sehingga hasil yang dihasilkan tidak optimal. Hasil awal
yang digunakan pada 21 titik dengan menggunakan Q.S 3.0 maupun dengan
perhitungan manual menggunakan algoritma kruskal adalah 2235 meter. Namun
sayangnya dalam menggunakan Algoritma Semut memperoleh penyelesaian yang lebih
optimal yaitu panjang lintasannya dalah 2461 meter. Walaupun terjandi perbedaan
jarak yang sangat besar, namun dari segi penghematan waktu, dengan menggunakan
algoritma semut perhitungan lebih cepat.
Pertumbuhan kehidupan ekonomi
masyarakat yang pesat saat ini, dimana masyarakat dihadapkan pada kecanggihan
teknologi yang mendorong manusia untuk berusaha mendapatkan informasi yang
lebih cepat, mudah, dan akurat. Hal ini tidak hanya berlaku bagi negara maju
saja, namun bagi negara-negara yang sedang berkembang misalnya Indonesaia pun
jasa telekomunikasi sangat dibutuhkan. Dengan kata lain bahwa pertumbuhan
ekonomi tidak boleh tidak harus sejalan dengan pembangunan sarana
komunikasinya.
Pembangunan jaringan yang dilakukan
sekaarang ini mencakup dimensi yang cukup besar, baik ditinjau dari segi jumlah
sarana maupun dari segi jangkauan geografis pembangunannya. Dalam rangka
mencapai keberhasilan pembangunan tersebut, perlu adanya rancangan yang
menyeluruh sebagai pedoman atau acuan teknik bagi perencanaan pembangunan dan
operasi jaringan nasional.
Namun dalam pemenuhan sarana komunikasi
tersebut banyak terhambat oleh keterbatasan jaringan kabel yang menjadi
prioritas pembangaunan jaringan saat ini. Keterbatasan ini sering disebabkan
oleh keadaan lingkungan dan letak geografis suatu daerah yang mengakibatkan
penarikan kabel membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama.
Kondisi suatu kota dengan tingkat kepadatan penduduk, bangunan, dan jalan-jalan
raya serta keadaan berupa hutan, lautan, pegunungan dan sebagainya merupakan
kendala utama dalam pemasangan kabel yang berkaitan dengan instansi yang
terkait dan biaya pemasangan yang mahal.
Referensi :
en.wikipedia.org/wiki/Spanning_tree_protocol
nic.unud.ac.id/…/A17%20SPANNING%20TREE%20PROTOKOL%20_802.pdf
www.sysneta.com/spanning-tree-protocol
www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/…/stpapp.htm – Amerika Serikat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar